Jumat, 15 Juni 2012

Belajar dari Rajawali

Rajawali adalah seekor burung yang seringkali digunakan sebagai simbol kekuatan, keperkasaan dan daya tahan.Seekor rajawali dewasa memiliki tinggi badan sekitar 90 cm, dan bentangan sayap sepanjang 2m. Ia membangun sarangnya di puncak-puncak gunung. Sarang itu sangat besar sehingga manusia pun dapat tidur di dalamnya. Sarang itu beratnya bisa mencapai 700 kg dan sangat nyaman.

Di sarangnya, di atas puncak gunung yang tinggi itulah telur rajawali menetas.Seperti layaknya bayi-bayi lainnya (baik bayi hewan maupun bayi manusia), maka yang dapat dilakukan seekor bayi rajawali adalah makan dan tidur. Bayi rajawali akan menghabiskan masa-masa pertamanya di dunia di dalam sarangnya yang nyaman.
Setiap hari, induk rajawali mencarikan makanan untuk bayinya dan menyuapi mulut bayi yang sudah terbuka untuk menerima makanan. Dengan perut yang sudah kenyang, bayi rajawali akan tidur kembali.Tubuhnya bertambah besar dan gemuk. Hal itu berlangsung berulang-ulang dalam hidupnya. Siklus ini berjalan dalam beberapa minggu.

Ketika masa pendewasaan tiba, si anak rajawali harus belajar terbang agar dapat berburu mencari makanannya sendiri. Berbeda dengan beberapa ciptaan Tuhan lainnya, rajawali tidak dikaruniai naluri untuk dapat terbang dan berburu dengan sendirinya.  Tetapi, rajawali dikarunia naluri untuk meniru. Anak rajawali belajar terbang dengan mengamati induknya dan belajar mencoba dan berlatih meniru apa yang dilakukan oleh induknya.

Kira-kira berumur 8 - 10 minggu, bulu-bulu lembutnya akan berganti dengan bulu-bulu untuk terbang. Sang induk memulai pelajaran terbang dengan mengepak-ngepakkan sayapnya di sarangnya dengan lebar-lebar.  Angin yang ditimbulkan oleh kepakan sayap induk rajawali tersebut membuat anak rajawali sedikit terangkat naik beberapa inchi dari dasar sarang.  Kemudian si anak meniru mengepak-ngepakkan sayapnya seperti apa yang dilakukan oleh induknya.  Inilah pelajaran terbang yang pertama bagi ‘penerbang pemula’ itu.

Hal seperti ini berlangsung berulang-ulang. Tahap berikutnya adalah pelajaran di luar sarang.

Sang induk tidak lagi memberi makanan kepadanya. Untuk membujuk si anak keluar dari ‘zona nyamannya’ di dalam sarang, sang induk terbang di sekitar sarang sambil membawa makanan yang lezat.  Sepotong daging kelinci digenggam di dalam cakarnya, tetapi tidak diberikan kepada sang anak. Ini adalah bujukan halus, tidak seperti mitos popular yang mengatakan bahwa sang induk akan mendorong si anak untuk terpaksa mencoba terbang saat terjatuh dari sarang.

Kini si anak sendiri dalam sarangnya. Tiap kali induknya datang mendekat, tidak lagi membawa makanan di paruhnya. Meski ia berteriak, tetapi induknya tidak kunjung memberikan makanan kepadanya dan berlalu begitu saja. Anak rajawali menjadi kelaparan dan kurus. Ia mencoba bertahan dengan memakan dari sisa-sisa makanan yang mengering di sekitar sarang. Ketika melihat serangga-serangga, sang anak mulai memakannya karena lapar. Inilah pelajaran pertamanya dalam membunuh.

Anak rajawali semakin kurus karena kehilangan lemak tubuhnya. Tubuhnya semakin ringan. Ketika ia mengepakkan sayapnya, ia mulai dapat ‘terbang; sedikit lebih jauh, mulai dapat mencapai tepi sarang.

Semakin lama otot-otot sayap semakin kuat dan tubuhnya semakin ringan. Pelahan anak rajawali mulai belajar terbang dengan mencoba naik ke dahan pohon di dekat sarangnya dan mencoba terbang mencapai sarang. Berulang-ulang dilakukan, bisa memakan waktu berbulan-bulan. Semakin hari semakin mahir dan semakin dapat terbang lebih tinggi dan lebih jauh. Mulanya hanya dapat terbang dari dahan terdekat ke sarang, kemudian dari dahan yang lebih jauh ke sarang.

Selama masa latihan ini, tidak jarang anak rajawali yang jatuh dan terluka, bahkan mati. Induk rajawali kembali merawat dan memberi makan kepada anaknya yang terluka, sampai sang anak kembali sehat dan bisa memulai pelajaran terbangnya lagi. Biasanya antara 4 – 6 bulan, anak rajawali sudah dapat terbang tanpa disupervisi, tetapi masih belajar terbang di sekitar sarang. Ketika sudah mahir, barulah anak rajawali terbang jauh.


----------

Perenungan :

Seringkali kita lebih memilih tinggal di zona nyaman dan enggan mencoba sesuatu hal yang baru karena dipenuhi kekuatiran. Kuatir gagal, kuatir menderita dan banyak kekuatiran lain.  Padahal di balik setiap kesulitan, ketika kita sudah berhasil mengatasinya akan banyak yang kita dapatkan. 

Seandainya anak rajawali tidak pernah belajar terbang maka ia tidak akan pernah jatuh.   Berada di dalam sarangnya berarti harus puas hanya makan serangga-serangga kecil yang berkeliaran di dekat sarangnya, dan tidak akan pernah tahu enaknya daging kelinci dan makanan lainnya.  Ia juga tidak akan pernah tahu indahnya gunung, laut dan hutan jika dipandang dari atas langit. Sayapnya tidak akan pernah menjadi kokoh, dan paruhnya tak akan pernah terasah.  Ia akan menjadi burung biasa, dan bukan rajawali yang perkasa.

Tetaplah Berbuat Yang Baik

Ada 2 org ibu memasuki toko pakaian & ingin membeli baju. Ternyata pemilik toko lagi bad mood sehingga tidak melayani dgn baik, malah terkesan buruk, tidak sopan dgn muka cemberut.

   Ibu pertama jengkel menerima layanan yg buruk seperti itu.Yg mengherankan, ibu kedua tetap bersikap sopan pd penjualnya.



Ibu pertama bertanya, “Mengapa Ibu bersikap demikian sopan pd penjual yg menyebalkan itu?”



Ibu kedua menjawab, “Kenapa aku harus mengizinkan dia menentukan caraku bertindak? Kitalah penentu atas hidup kita, bukan org lain.”



"Tapi ia melayani kita dgn buruk sekali" bantah Ibu pertama.



"Itu masalah dia. Kalau dia mau bad mood, tdk sopan, melayani dgn buruk dll, toh tdk ada kaitannya dng kita.Kalau kita sampai terpengaruh, berarti kita membiarkan dia mengatur & menentukan hidup kita, padahal kita yg bertanggung jawab atas diri kita," jelas Ibu kedua.


 
Tindakan kita kerap dipengaruhi oleh tindakan org lain. Kalau org memperlakukan kita buruk, kita akan membalasnya dengan hal yang buruk juga dan demikian sebaliknya.
Kalau orang tidak sopan, kita akan lebih tidak sopan lagi. Kalau org lain pelit pada kita, kita yang semula pemurah tiba-tiba jadinya demikian pelit, kalau harus berurusan dengan orang tersebut. Ini berarti tindakan kita dipengaruhi oleh tindakan orang lain.
 
Jagalah suasana hati kita, jangan biarkan sikap buruk orang lain menentukan cara kita bertindak!



Pemenang kehidupan adalah orang yang memiliki sikap yang positif, tetap sejuk di tempat yg panas, tetap manis di tempat yang sangat pahit, tetap merasa kecil meskipun telah menjadi besar, tetap tenang di tengah badai, dan tetap memberi pengaruh positif bagi lingkungannya.  Orang baik memiliki sikap yang baik dalam kondisi seperti apa pun dan di mana pun tempatnya.  
Ibu Teresa berkata
"Seringkali  orang lain tidak dapat dimengerti dan hanya berpihak pada dirinya sendiri. Maafkanlah mereka.
Bila engkau berbuat baik, mungkin orang lain akan menuduhmu memiliki maksud-maksud tersembunyi.
Tetaplah berbuat baik.
Bila engkau bersikap jujur, mungkin orang lain akan menipumu.
Tetaplah bersikap jujur.
Bila engkau merasa bahagia, mungkin orang lain akan cemburu
Tetaplah merasa bahagia.
Hal-hal yang baik yang engkau lakukan hari ini mungkin besok akan dilupakan
Teruslah berbuat baik. 
Berikanlah kepada dunia yang terbaik yang engkau miliki, dan mungkin itu pun tak akan pernah cukup.
Tetaplah berikan yang terbaik
Pada akhirnya, semuanya itu adalah antara engkau dan Tuhan, bukan antar engkau dan orang lain.

Rabu, 13 Juni 2012

The Power of Giving

Pada suatu malam, seorang anak berusia10 tahun bernama Clark akan menonton sirkus bersama ayahnya. Mereka sudah lama merencanakan untuk dapat menonton sirkus tersebut.
Tiba di tempat sirkus, Clark dan ayahnya langsung mengantri tiket. Di depan mereka, ada rombongan keluarga besar, yang terdiri dari bapak, ibu dan delapan orang anaknya. Tampak mereka bahagia sekali, tertawa-tawa.  Dari pembicaraan mereka, Clark tahu bahwa bapak dari 8 anak tersebut telah bekerja ekstra keras untuk dapat mengumpulkan uang agar dapat mengajak anak-anaknyanya menonton sirkus.
Namun saat tiba di depan loket, wajah si Bapak tampak berubah pucat.  Ia tidak jadi membayar tiket, kemudian berbalik mendekati istrinya dan berbisik-bisik.  Tanpa sengaja, Clark dan ayahnya akhirnya tahu bahwa ternyata uang $40 yang telah dikumpulkan oleh si Bapak dengan susah payah tidak cukup untuk membayar tiket untuk 2 orang dewasa dan 8 anak yg total $60.

Suami istri itu lama saling berbisik dengan wajah resah dan bingung.  Mereka tidak tahu bagaimana harus mengatakan kepada anak-anaknya bahwa malam itu mereka terpaksa batal menonton sirkus, karena uangnya kurang, sementara kedepalan anak-anaknya tampak begitu gembira dan sudah tidak sabar untuk segera masuk.

Tiba-tiba ayah Clark menyapa bapak 8 anak tersebut.
"Maaf Pak, uang ini tadi jatuh dari saku bapak", kata ayah Clark sambil mengulurkan uang lembaran $20 dan mengedipkan sebelah matanya kepada bapak tersebut.
Bapak 8 anak itu takjub dengan apa yang dilakukan oleh ayah Clark. Dengan mata yang berkaca-kaca ia menerima uang itu dan mengucapkan terima kasih kepada ayah Clark dan Clark. Si Bapak mengatakan bahwa betapa sangat berartinya uang $20 itu bagi keluarganya.

Clark dan ayahnya menyaksikan keluarga besar itupun segera masuk ke tempat pertunjukan sirkus dengan gembira.  Setelah rombongan itu masuk, Clark dan ayahnya bergegas pulang. Mereka batal menonton sirkus, karena uangnya sudah diberikan kepada keluarga tadi.

Meski tidak jadi menonton sirkus yang sudah diidam-idamkannya, malam itu Clark merasa sangat bahagia, karena ia telah menyaksikan 2 orang BAPAK HEBAT, ayahnya dan si Bapak 8 anak tadi.

---------
Kebahagiaan tidak hanya diperoleh saat menerima pemberian orang lain, tapi juga pada saat kita MAMPU memberi.  Ayah Clark telah memberi contoh yang baik kepada anaknya untuk menolong orang lain dengan cara yang sangat halus dan tidak menurunkan harga diri orang yang ditolong.

No body is an island, no body stand alone.
Tidak seorang manusia pun yang dapat hidup sendiri seperti pulau, karena Tuhan menciptakan manusia sebagai makhluk sosial.  Dalam kehidupan, kita pasti selalu dibutuhkan dan membutuhkan orang lain. 

Dunia ini terus berputar.
Ada kalanya kita menolong dan ada kalanya kita memerlukan pertolongan dari orang lain.
Mari kita menolonglah sesama dengan ikhlas dan tidak berharap mendapat imbalan.


Jumat, 08 Juni 2012

Setiap Hari adalah Istimewa


<><> <><>
Sahabatku membuka laci tempat istrinya menyimpan pakaian dalam.  Ia membuka sebuah bungkusan berbahan sutra dan berkata, "Ini, bukan bungkusan yang asing lagi....."
Ia membuka kotak itu dan memandang pakaian dalam wanita berbahan sutra tersebut serta kotaknya. "Istriku membeli ini ketika pertama kali kami pergi ke New York , kira-kira 8 atau 9 tahun yang lalu. Ia tidak pernah mengeluarkan bungkusan ini apalagi mengenakannya, karena menurutnya, ia hanya akan memakainya pada kesempatan yang istimewa."

Sahabatku melangkah ke dekat tempat tidur, dan meletakkan bungkusan itu di dekat pakaian yang dia pakai ketika pergi ke pemakaman. Istrinya baru saja meninggal.


Ia menoleh padaku dan berkata,
"JANGAN PERNAH MENYIMPAN SESUATU UNTUK KESEMPATAN ISTIMEWA, KARENA SETIAP HARI DALAM HIDUPMU ADALAH ISTIMEWA!"

Kata-kata itu akhirnya mengubah hidupku.

Sekarang aku lebih banyak membaca dan mengurangi bersih-bersih.  Aku duduk di sofa tanpa khawatir tentang apapun. Aku meluangkan waktu lebih banyak bersama keluargaku dan mengurangi waktu bekerjaku.

Aku mengerti bahwa kehidupan seharusnya menjadi sumber pengalaman supaya bisa hidup, tidak semata-mata supaya bisa bertahan hidup saja.  Aku tidak berlama-lama menyimpan sesuatu.  
Aku menggunakan gelas-gelas kristal kesayanganku setiap hari.  Aku akan mengenakan pakaian baru untuk pergi ke supermarket, jika aku menyukainya.  Aku tidak akan menyimpan parfum spesialku untuk kesempatan istimewa, aku menggunakannya kemana pun aku menginginkannya.

Kata-kata "Suatu hari ....." dan "Suatu saat nanti....." sudah lenyap dari kamusku, kini.

Jika dengan melihat, mendengar dan melakukan sesuatu ternyata bisa menjadi berharga, aku ingin melihat, mendengar atau melakukannya sekarang.  Aku ingin tahu apa yang dilakukan oleh istri sahabatku itu apabila ia tahu bahwa ia tidak akan ada di sana pagi berikutnya.  Ini yang tak seorangpun mampu mengatakannya.

Aku berpikir, jika mungkin ia tahu malam sebelumnya, ia pasti sedang mengenakan underwear kesayangannya itu. Atau sehari sebelumnya, ia akan menelepon rekan-rekannya serta sahabat terdekatnya. Barangkali juga ia akan menelpon teman lama untuk berdamai atas perselisihan yang pernah mereka lakukan. Mungkin ia akan pergi makan makanan favoritnya bersama suaminya.  Semua ini adalah hal-hal kecil yang mungkin akan kita sesali jika tak sempat kita lakukan.  Kita akan menyesalinya, karena kita tidak akan lebih lama lagi melihat orang-orang yang kita sayangi.

Aku teringat pada orang-orang yang aku kasihi.  Aku akan menyesal dan merasa sedih, jika aku tidak sempat mengatakan betapa aku sangat mencintai mereka.  Sekarang, aku akan mencoba untuk tidak menunda atau menyimpan apapun yang bisa membuatku tertawa, dan bisa membuatku menikmati hidup.  Setiap pagi aku akan berkata kepada diriku sendiri, “Hari ini adalah Hari yang istimewa !”


Setiap hari, setiap jam, setiap menit, adalah istimewa.    

Ingatlah bahwa "suatu saat nanti" itu sangat jauh, dan mungkin tidak akan pernah datang padamu.....

Note :

Aku mendapatkan kisah ini dari seseorang yang sudah mendapatkan secara berantai dari seseorang yang lain.  Sumber cerita ini adalah seseorang yang terinspirasi dari cerita Therry Tjhung.

Meski aku tidak tahu siapa ia, tetapi aku ingin banyak orang yang dapat membaca cerita ini dan menyampaikan kepada rekan dan saudaranya yang lain juga.



Tuhan berkati

Selasa, 05 Juni 2012

KISAH SI MUNGIL ANNE


Kisah di bawah ini dikutip dari buku 'Gifts From The Heart for Women' karangan Karen Kingsbury. Buku ini dapat Anda peroleh di toko buku Gramedia, maupun toko buku lainnya.


Kisah ini mengajarkan kepada kita bahwa :


TIDAK PENTING BERAPA LAMA KITA HIDUP,
TETAPI APAKAH HIDUP KITA BERMANFAAT BAGI ORANG LAIN.

Inti ceritanya kira-kira seperti berikut :

Ada sepasang suami isteri yang sudah menikah cukup lama, tetapi belum juga dikaruniai keturunan. Sang istri kemudian terlibat aktif dalam kegiatan untuk menentang usaha-usaha aborsi, karena menurut pandangannya, aborsi berarti membunuh seorang bayi.

Setelah bertahun-tahun berumah-tangga, akhirnya sang istri hamil.  Pasangan tersebut sangat bahagia. Mereka menyebarkan kabar baik tersebut kepada famili, teman-teman, sahabat-sahabat, dan kenalan di lingkungan sekitarnya. Semua orang ikut bersukacita dengan mereka. Dan yang lebih menggembirakan, dokter menyatakan bahwa janin dalam kandingannya adalah kembar, seorang bayi laki-laki dan seorang lagi perempuan.

Tetapi setelah umur kandungannya semakin besar, sesuatu yang buruk terjadi.  Janin yang berjenis kelamin perempuan mengalami kelainan, dan dokter memperkirakan bahwa sang janin mungkin tidak bisa hidup sampai masa kelahiran tiba. Dan kondisi tersebut juga dapat mempengaruhi kondisi janin yang berjenis kelamin laki-laki.
Dokter menyarankan agar melakukan aborsi, demi kesehatan sang ibu dan jabang bayi laki-lakinya. 

Sang suami maupun sang istri merasa sangat sedih, tetapi mereka bersikeras untuk tidak menggugurkan calon bayi perempuannya, karena berarti membunuh bayi tsb, tetapi juga kuatir terhadap kesehatan calon bayi laki-lakinya.

Pilihan yang sangat sulit !
“Saya bisa merasakan keberadaannya, dia sedang tidur nyenyak,” kata sang ibu di sela-sela tangisannya.

Lingkungan sekitarnya memberikan dukungan moral kepada pasangan tersebut, dengan mengatakan bahwa hal itu adalah kehendak Tuhan.

Dalam kesedihannya, sang istri semakin mendekatkan diri dengan Tuhan, dan ia tersadar bahwa Tuhan pasti memiliki rencana dibalik semua ini. Hal ini membuatnya menjadi lebih tabah.  Pasangan ini berusaha untuk menerima kenyataan ini.  Tetapi mereka juga mencari informasi dari internet, pergi ke perpustakaan, bertemu dengan banyak dokter, dan mencari sumber-sumber informasi lainnya untuk mempelajari lebih banyak tentang masalah calon bayi mereka.

Satu hal yang mereka temukan adalah bahwa mereka tidak sendirian. Banyak pasangan lainnya yang juga mengalami situasi yang sama, dimana bayi mereka tidak dapat bertahan hidup lama. Mereka juga menemukan bahwa beberapa bayi akan mampu bertahan hidup, bila mereka mampu memperoleh donor organ dari bayi lainnya. Sebuah peluang yang sangat langka. Siapa yang mau mendonorkan organ bayinya ke orang lain ?
Jauh sebelum bayi mereka lahir, pasangan ini menamakan bayinya, Jeffrey dan Anne. Mereka terus bersujud kepada Tuhan.
Pada mulanya, mereka memohon keajaiban supaya bayi yang masih dalam kandungan sang istri bisa sembuh.  Kemudian mereka menyadari, bahwa mereka seharusnya memohon agar diberikan kekuatan untuk menghadapi apapun yang terjadi, karena mereka yakin Tuhan punya rencanaNya sendiri.

Keajaiban terjadi, dokter mengatakan bahwa Anne cukup sehat untuk dilahirkan, tetapi ia tidak akan bertahan hidup lebih dari 2 jam. Sang istri kemudian berdiskusi dengan suaminya, bahwa jika sesuatu yang buruk terjadi pada Anne, mereka akan mendonorkan organnya. Ada dua bayi yang sedang berjuang hidup dan sekarat, yang sedang menunggu donor organ bayi. Sekali lagi, pasangan ini berlinangan air mata.  Mereka menangis dalam posisi sebagai orang tua, dimana mereka bahkan tidak mampu menyelamatkan Anne. Pasangan ini bertekad untuk tabah menghadapi kenyataan yang akan terjadi.

Hari kelahiran tiba. Sang istri berhasil melahirkan kedua bayinya dengan selamat.  Pada momen yang sangat berharga tersebut, sang suami menggendong Anne dengan sangat hati-hati, Anne menatap ayahnya, dan tersenyum dengan manis. Senyuman dari mulut Anne yang mungil tak akan pernah terlupakan dalam hidupnya. Tidak ada kata-kata di dunia ini yang mampu menggambarkan perasaan pasangan tersebut pada saat itu. Mereka sangat bangga bahwa mereka sudah melakukan pilihan yang tepat, yaitu tidak mengaborsi Anne.  Mereka sangat bahagia melihat Anne yang begitu mungil tersenyum pada mereka. 
Namun mereka sangat sedih karena kebahagiaan ini akan berakhir dalam beberapa jam saja. Sungguh tidak ada kata-kata yang dapat mewakili perasaan pasangan tersebut. Mungkin hanya dengan air mata yang terus jatuh mengalir, air mata yang berasal dari jiwa mereka yang terluka..
Baik sang kakek, nenek, maupun kerabat famili memiliki kesempatan untuk melihat Anne. Keajaiban terjadi lagi, Anne tetap bertahan hidup setelah lewat 2 jam.  Memberikan kesempatan yang lebih banyak bagi keluarga tersebut untuk saling berbagi kebahagiaan. Tetapi Anne tidak mampu bertahan setelah enam jam.....

Para dokter bekerja cepat untuk melakukan prosedur pendonoran organ.  Setelah beberapa minggu, dokter menghubungi pasangan tersebut bahwa proses pendonoran berhasil. Dua bayi berhasil diselamatkan dari kematian.

Pasangan tersebut sekarang sadar akan kehendak Tuhan.
Walaupun Anne hanya hidup selama 6 jam, tetapi kehadiran Anne telah menyelamatkan dua nyawa. Bagi pasangan itu, Anne adalah pahlawan mereka, dan si mungil Anne akan hidup dalam hati mereka selamanya...
Ibu si bayi Anne mengatakan, “Hal terpenting bagi orang tua bukanlah mengenai bagaimana karier anaknya di masa mendatang, dimana mereka tinggal, maupun berapa banyak uang yang mampu mereka hasilkan.  Tetapi hal terpenting bagi kita sebagai orang tua adalah untuk memastikan bahwa anak2 kita melakukan hal-hal terpuji selama hidupnya, sehingga ketika kematian menjemput mereka, mereka akan menuju surga.”

Jumat, 01 Juni 2012

Katak dan Hujan

Ada kegundahan tersendiri yang dirasakan oleh seekor anak katak ketika langit tiba-tiba gelap.
"Bu, apakah kita akan binasa. Kenapa langit tiba-tiba gelap?" ucap anak katak sambil merangkul erat lengan induknya.

Sang ibu menyambut rangkulan itu dengan belaian lembut.
"Anakku," ucap sang induk kemudian. 
"Itu bukan pertanda kebinasaan kita, sayang. Justru, itu pertanda yang baik yang kita tunggu-tunggu akan datang." jelas induk katak sambil terus membelai anaknya.

Dan anak katak itu pun mulai tenang.

Namun ketenangan itu tidak berlangsung lama.
Tiba-tiba angin bertiup kencang, daun dan tangkai kering yang berserakan mulai berterbangan. Pepohonan meliuk-liuk dipermainkan angin. Lagi-lagi, suatu pemandangan menakutkan buat si katak kecil.

 "Ibu, itu apa lagi? Apa itu juga yang kita tunggu-tunggu? " tanya si anak katak sambil bersembunyi di balik tubuh induknya.

"Anakku. Itu cuma angin," ucap sang induk tak terpengaruh keadaan.
"Itu juga pertanda kalau yang kita tunggu pasti datang!" tambahnya begitu menenangkan.

 Anak katak itu pun mulai tenang. Ia mulai menikmati tiupan angin kencang yang tampak menakutkan.

"Blarrr….!!!" suara petir menyambar-nyambar.
Kilatan cahaya putih pun kian menjadikan suasana begitu menakutkan. Kali ini, si anak katak tak lagi dapat berkata apa-apa. Ia bukan saja merangkul dan sembunyi di balik tubuh induknya, tetapi juga tubuhnya gemetar.

"Buuu, aku sangat takut. Takut sekali !" ucapnya sambil terus memejamkan mata.

"Sabar, anakku!" ucap sang Ibu sambil terus membelai.


"Itu cuma petir. Itu tanda ketiga kalau yang kita tunggu tak lama lagi datang! Keluarlah. Pandangi tanda-tanda yang tampak menakutkan itu. Bersyukurlah, karena hujan tak lama lagi datang," ujar sang induk katak begitu tenang.

Anak katak itu mulai keluar dari balik tubuh induknya. Ia mencoba mendongak, memandangi langit yang hitam, angin yang meliuk-liukkan dahan, dan sambaran petir yang begitu menyilaukan.

 Tiba-tiba, ia berteriak kencang, "Ibu, hujan datang. Hujan datang ! Horeeee… !"



--------------------                                                                                                                   -----------------------

Anugerah hidup terkadang tampil melalui rute yang tidak diinginkan. Ia tidak datang diiringi dengan tiupan seruling merdu, atau angin sepoi-sepoi. Tidak pula diantar oleh dayang-dayang nan rupawan. Tidak disegarkan dengan wewangian harum semerbak.

Pada kondisi tidak menyenangkan seperti itu, tidak jarang kita akhirnya dipermainkan oleh keadaan.
Persis seperti anak katak yang takut hanya karena langit hitam, angin yang bertiup kencang, dan kilatan petir yang menyilaukan. Padahal, itulah sebenarnya pertanda baik, tanda-tanda hujan akan turun.

Benar apa yang diucapkan induk katak, “Jangan takut melangkah, jangan sembunyi dari kenyataan, sabar dan hadapilah. Hujan yang ditunggu, pasti akan datang.  Percayalah, dan hadapilah semua kesukaran dan hal yang terlihat tidak baik dengan tetap teguh !”