Minggu, 30 Desember 2012

Jangan Menyerah

Florence Chadwick adalah perenang wanita yang berambisi untuk menyeberangi selat Catalina sejauh 26 mil. 

Hari itu, tampak hamparan es dan kabut yang begitu tebal ketika Florence memulai perjuangannya. Namun ia tetap pada keinginannya, dan ia mulai berenang

Setelah hampir 16 jam berjuang, Florence menatap ke depan, namun ia hanya melihat kabut tebal. Ia tak dapat melihat daratan, dan akhirnya memutuskan untuk menyerah. Ia berhenti. Florence tidak mengira bahwa ternyata di balik kabut itu, daratan yang menjadi tujuan akhirnya hanya tinggal setengah mil lagi.

Sumber Gambar : Daily Mail


Setelah kemudian mengetahui hal itu, betapa menyesalnya ia karena menyerah justru di saat ia hampir berhasil. Florence menyerah bukan karena dinginnya air laut, dan bukan pula karena merasa kelelahan. Ia menyerah karena ia KEHILANGAN TUJUAN-NYA.

MELIHAT TUJUAN adalah hal PENTING bagi sebagian orang. Namun TUHAN ingin kita bukan HIDUP karena MELIHAT tapi HIDUP karena PERCAYA. Sehingga bila kabut kehidupan membuat tujuan kita terlihat kabur dan samar-samar, kita tetap PERCAYA dan mengandalkan hidup padaNYA dan terus MELANGKAH.

Jika kita sudah begitu jauh melangkah, PERCAYALAH bhw kemenangan sudah ada di depan mata. Jangan pernah menyerah dan berhenti melangkah.
INGATLAH seberapa KERAS kita telah BERJUANG. Tetaplah bersemangat dan percaya bahwa di suatu titik, di balik kabut itu ada kemenangan kita.

SELESAIKANLAH dengan baik apa yang telah kita MULAI.
JANGAN MENYERAH hanya karena kabut yang menutupi pandangan kita.

Sabtu, 15 Desember 2012

Bersyukur Tanpa Membandingkan



 
Seekor siput yang suka berkeluh kesah merambat perlahan membawa cangkangnya. Ketika ia melihat seekor katak melompat-lompat di sampingnya, ia pun kembali berkeluh kesah.

Sang katak yg sudah seringkali mendengar keluh kesah siput, kehilangan kesabaran dan akhirnya berkata kepada siput,
"Tuan Siput, apakah saya telah melakukan kesalahan, sehingga Anda begitu membenci saya?"
Siput menjawab: "Kalian kaum katak mempunyai empat kaki dan bisa melompat ke sana ke mari, sedangkan saya harus selalu membawa cangkang yang berat ini, merangkak di tanah. Ini tidak adil."

Katak menjawab, "Setiap kehidupan memiliki penderitaannya masing-masing. Kamu hanya melihat kegembiraan saya, tetapi kamu tidak melihat penderitaan kami kamu katak."

Ketika mereka sedang berbicara, tiba-tiba seekor elang besar terbang ke arah mereka. Siput dengan cepat memasukan badannya ke dalam cangkangnya, sedangkan katak yang tak sempat bersembunyi, dimangsa oleh elang...

Siput terdiam dan terhenyak... Ia tersadar... Ternyata cangkang yang selama ini harus dibawa-bawanya kemanapun ia pergi, telah menyelamatkan nyawanya. Setelah kejadian itu, ia tidak lagi menganggap cangkangnya sebagai beban. Sekarang ia berjalan dengan gembira, menikmati setiap langkahnya yang perlahan dengan sukacita. Dan ia pun tidak lagi merasakan beratnya cangkang itu.
----------
Refleksi diri :
Seringkali kita merasa orang lain lebih beruntung, lebih baik dan memiliki banyak kelebihan yang tidak kita miliki. Kita membandingkan..... Rumput di pekarangan tetangga selalu terlihat lebih hijau daripada di pekarangan sendiri.

Marilah menikmati kehidupan kita, tanpa membandingkan dengan orang lain. Hal itu akan menyebabkan munculnya iri hati dan tidak mampu bersyukur.

Rejeki tidak selalu berupa emas, permata, rumah mewah, mobil, atau uang yang banyak.
Rejeki yang sesungguhnya adalah jiwa dan hati yang tenang, karena ketenangan dan kebahagiaan itu sangat mahal sekali ...
Bukan kebahagiaan yang menjadikan kita berSYUKUR tetapi berSYUKURlah maka kita akan menjadi BAHAGIA.

Anak Panah di Tangan Tuhan

Pernahkah engkau mengalami suatu keadaan yang membuat hidupmu seperti ditarik mundur, jauh dari harapan?
Pernahkah engkau melihat orang-orang yang dulunya berapi-api tiba-tiba seperti kehilangan semangat bahkan lenyap dari peredaran?
Pernahkan engkau melihat atau bahkan merasakan bahwa orang-orang yang pernah kau lihat (atau bahkan dirimu sendiri) mengalami kemunduran itu, lalu tiba-tiba melesat cepat ke depan dan meraih banyak hasil?
Seandainya pernah, engkau tidak sendirian. Ada banyak orang yang pernah mengalami hal seperti itu, diantaranya adalah saya.  
 
Sumber Gambar : antaranews.com 
 
Kita seperti anak panah di tangan Tuhan..!
Tuhan yang tahu ke manakah anak panah itu akan diarahkanNYA
Tuhan yang tahu seberapa jauh IA mesti menarik ke belakang anak panah itu agar dapat melesat menuju sasaran yang tepat.

Ada masa-masa ketika anak panah itu melesat cepat terlepas dari busurnya menuju sasaran yang dimaksudkan.
Ada masanya anak-anak panah itu harus istirahat dalam kantong-Nya.
Namun di saat yang diperlukan, anak panah itu akan dipasang dalam busur-Nya ditarik kebelakang, kemudian dilesatkan sejauh mungkin untuk mencapai suatu sasaran.
Semakin jauh tarikannya, semakin jauh pula jarak yang akan ditempuh.
Semakin panjang rentang busur menarik ancang-ancang, makin cepat pula anak panah itu melesat.

Karena itu,
Jika engkau seperti dalam keadaan yang mundur, bersabarlah. Tuhan tengah meletakkanmu di busur-Nya.
Menarikmu jauh-jauh ke belakang, agar di saat engkau dilepaskan, kau memiliki daya dorong yang kuat untuk mencapai sasaran.

Dan jika engkau melihat seorang teman seperti tengah mengalami kemunduran, jangan buru-buru menghakimi dengan mengatakan, "Apinya telah padam."
Jadilah teman yang baik, yang mendampinginya saat ia sedang "dimundurkan", karena dengan demikian kau ikut menjaganya agar tidak sampai putus asa dan terkulai.

Kamu, aku, dia, mereka... adalah anak-anak panah ditangan Tuhan.
Hidup kita adalah untuk mencapai suatu sasaran yang sudah ditetapkan oleh Sang Pemanah.
Tetaplah bersabar dan tetaplah kobarkan semangatmu. Percayalah padaNYA, karena semua akan indah pada waktunya.