Di sarangnya, di atas puncak gunung yang tinggi itulah telur rajawali menetas.Seperti layaknya bayi-bayi lainnya (baik bayi hewan maupun bayi manusia), maka yang dapat dilakukan seekor bayi rajawali adalah makan dan tidur. Bayi rajawali akan menghabiskan masa-masa pertamanya di dunia di dalam sarangnya yang nyaman.
Setiap hari,
induk rajawali mencarikan makanan untuk bayinya dan menyuapi mulut bayi yang
sudah terbuka untuk menerima makanan. Dengan perut yang sudah kenyang, bayi
rajawali akan tidur kembali.Tubuhnya bertambah besar dan gemuk. Hal itu
berlangsung berulang-ulang dalam hidupnya. Siklus ini berjalan dalam beberapa
minggu.
Ketika masa pendewasaan tiba, si anak rajawali harus belajar terbang agar dapat berburu mencari makanannya sendiri. Berbeda dengan beberapa ciptaan Tuhan lainnya, rajawali tidak dikaruniai naluri untuk dapat terbang dan berburu dengan sendirinya. Tetapi, rajawali dikarunia naluri untuk meniru. Anak rajawali belajar terbang dengan mengamati induknya dan belajar mencoba dan berlatih meniru apa yang dilakukan oleh induknya.
Kira-kira berumur 8 - 10 minggu, bulu-bulu lembutnya akan berganti dengan bulu-bulu untuk terbang. Sang induk memulai pelajaran terbang dengan mengepak-ngepakkan sayapnya di sarangnya dengan lebar-lebar. Angin yang ditimbulkan oleh kepakan sayap induk rajawali tersebut membuat anak rajawali sedikit terangkat naik beberapa inchi dari dasar sarang. Kemudian si anak meniru mengepak-ngepakkan sayapnya seperti apa yang dilakukan oleh induknya. Inilah pelajaran terbang yang pertama bagi ‘penerbang pemula’ itu.
Hal seperti ini berlangsung berulang-ulang. Tahap berikutnya adalah pelajaran di luar sarang.
Sang induk tidak lagi memberi makanan kepadanya. Untuk membujuk si anak keluar dari ‘zona nyamannya’ di dalam sarang, sang induk terbang di sekitar sarang sambil membawa makanan yang lezat. Sepotong daging kelinci digenggam di dalam cakarnya, tetapi tidak diberikan kepada sang anak. Ini adalah bujukan halus, tidak seperti mitos popular yang mengatakan bahwa sang induk akan mendorong si anak untuk terpaksa mencoba terbang saat terjatuh dari sarang.
Kini si anak sendiri dalam sarangnya. Tiap kali induknya datang mendekat, tidak lagi membawa makanan di paruhnya. Meski ia berteriak, tetapi induknya tidak kunjung memberikan makanan kepadanya dan berlalu begitu saja. Anak rajawali menjadi kelaparan dan kurus. Ia mencoba bertahan dengan memakan dari sisa-sisa makanan yang mengering di sekitar sarang. Ketika melihat serangga-serangga, sang anak mulai memakannya karena lapar. Inilah pelajaran pertamanya dalam membunuh.
Semakin lama otot-otot sayap semakin kuat dan tubuhnya semakin ringan. Pelahan anak rajawali mulai belajar terbang dengan mencoba naik ke dahan pohon di dekat sarangnya dan mencoba terbang mencapai sarang. Berulang-ulang dilakukan, bisa memakan waktu berbulan-bulan. Semakin hari semakin mahir dan semakin dapat terbang lebih tinggi dan lebih jauh. Mulanya hanya dapat terbang dari dahan terdekat ke sarang, kemudian dari dahan yang lebih jauh ke sarang.
Selama masa latihan ini, tidak jarang anak rajawali yang jatuh dan terluka, bahkan mati. Induk rajawali kembali merawat dan memberi makan kepada anaknya yang terluka, sampai sang anak kembali sehat dan bisa memulai pelajaran terbangnya lagi. Biasanya antara 4 – 6 bulan, anak rajawali sudah dapat terbang tanpa disupervisi, tetapi masih belajar terbang di sekitar sarang. Ketika sudah mahir, barulah anak rajawali terbang jauh.
----------
Perenungan :
Seringkali kita lebih memilih tinggal di zona nyaman dan enggan mencoba sesuatu hal yang baru karena dipenuhi kekuatiran. Kuatir gagal, kuatir menderita dan banyak kekuatiran lain. Padahal di balik setiap kesulitan, ketika kita sudah berhasil mengatasinya akan banyak yang kita dapatkan.
Seandainya anak rajawali tidak pernah belajar terbang maka ia tidak akan pernah jatuh. Berada di dalam sarangnya berarti harus puas hanya makan serangga-serangga kecil yang berkeliaran di dekat sarangnya, dan tidak akan pernah tahu enaknya daging kelinci dan makanan lainnya. Ia juga tidak akan pernah tahu indahnya gunung, laut dan hutan jika dipandang dari atas langit. Sayapnya tidak akan pernah menjadi kokoh, dan paruhnya tak akan pernah terasah. Ia akan menjadi burung biasa, dan bukan rajawali yang perkasa.