Kamis, 25 Juni 2015

Doa Anak Kecil

Suatu kali seorang anak bernama Kevin sedang mengikuti sebuah lomba mobil balap mainan. Hari itu suasana sungguh meriah karena itu adalah babak final dan hanya 5 orang yang masih bertahan, termasuk Kevin. Sebelum pertandingan dimulai Kevin menundukkan kepala, melipat tangan dan berkomat kamit memanjatkan doa.
Pertandingan dimulai, ternyata mobil balap Kevin yang pertama kali mencapai garis finish. Tentu Kevin girang sekali menjadi juara.

Saat pembagian hadiah, ketua panitia bertanya, “Hai jagoan, kamu pasti tadi berdoa kepada Tuhan agar kamu menang bukan?” 
Kevin menjawab, “Bukan Pak, rasanya tidak adil meminta Tuhan menolongku untuk mengalahkan orang lain. Aku hanya minta pada Tuhan, supaya aku tidak menangis kalau aku kalah.” 

Semua hadirin terdiam mendengar itu. 
Setelah beberapa saat, terdengarlah gemuruh tepuk tangan yang memenuhi ruangan.
-------
Refleksi Diri :  

Permohonan Kevin ini merupakan doa yang luar biasa. Dia tidak meminta Tuhan mengabulkan semua harapannya, namun ia berdoa agar diberikan kekuatan untuk menghadapi apapun yang terjadi dengan batin yang teguh. 

Seringkali kita berdoa pada Tuhan untuk mengabulkan setiap permintaan kita. Kita ingin Tuhan menjadikan kita nomor satu, menjadikan yang terbaik dalam setiap kesempatan. Kita meminta agar Tuhan menghalau setiap halangan dan cobaan yang ada di depan mata. Tidak salah memang, namun bukankah semestinya yang kita butuhkan adalah bimbingan-Nya dan rencana-Nya yang paling sempurna dalam hidup kita? 

Seharusnya kita berdoa minta kekuatan untuk bisa menerima kehendak Tuhan yang sempurna sebagai yang terbaik dalam hidup kita. 

Jumat, 19 Juni 2015

Orang Buta dan Lampunya

Pada suatu malam, seorang buta berjalan di jalan yang gelap.  Ia memegang sebuah lentera di tangan kirinya, sementara tangan kanannya memegang tongkat.  

Dua orang anak muda yang melihatnya segera mentertawainya.  Salah seorang dari anak muda itu bertanya sambil menahan tawa, "Buat apa lampu itu, Bapak Tua, engkau kan buta ?" 
"Dasar bodoh," sahut anak muda yang satunya sambil tertawa terbahak-bahak mentertawai si orang buta.

Si orang buta berhenti berjalan dan berkata kepada dua anak muda tadi, "Lampu ini bukan untuk menerangi jalanku, karena dengan lampu ini pun aku tidak melihat apa-apa.  Lampu ini untuk menerangi jalan orang lain agar tidak menabrak aku atau ketika berjalan di dekatku mereka dapat melihat jalan yang dilaluinya dengan sedikit lebih terang."

Kedua anak muda terdiam seketika dan merasa malu.  

--------------

Refleksi diri :
Seringkali kita melakukan sesuatu hanya berfokus pada diri sendiri, sehingga terkadang kita pun berpikir orang lain akan melakukan hal yang sama dengan yang kita pikirkan.  
Sama seperti kedua anak muda tadi, berpikir bahwa si orang buta hanya berpikir untuk dirinya sendiri saja, padahal si orang buta berpikir pada kepentingan orang lain juga.

Kita diingatkan untuk tidak jemu-jemu berbuat baik, karena sesungguhnya di saat kita melakukan sesuatu untuk orang lain, sebenarnya kita juga sedang melakukan sesuatu untuk diri kita sendiri. Apa yang kita lakukan untuk orang lain, suatu saat pasti akan kembali pada diri kita, karena itu marilah kita tekun dalam berbuat baik.