Jumat, 25 November 2011

Bersyukur dan Jangan Cepat Mengeluh

‎​Dahulu kala, ada seorg petani miskin memiliki seekor kuda putih yg sangat cantik & gagah.
Suatu hari, seorang saudagar kaya ingin membeli kuda itu dan menawarkan harga yang sangat tinggi. Sayang si petani miskin itu tidak menjualnya. Teman-temannya menyayangkan dan mengejek dia karena tidak menjual kudanya itu.

Keesokan harinya, kuda itu hilang dari kandangnya. Maka teman-temannya berkata, "Sungguh buruk nasibmu. Kalau saja kemarin kuda itu dijual, kamu sudah kaya. Sekarang kudamu sudah hilang."

Si petani miskin hanya diam saja.
Beberapa hari kemudian, kuda si petani kembali bersama 5 ekor kuda lainnya. Lalu teman-temannya berkata, "Wah beruntung sekali nasibmu, ternyata kudamu membawa keberuntungan."

Si petani hanya diam saja.

Beberapa hari kemudian, anak si petani yang sedang melatih kuda-kuda baru mereka terjatuh dan kakinya patah. Teman-temannya berkata. "Rupanya kuda-kuda itu membawa sial, lihat sekarang anakmu kakinya patah."

Si petani tetap diam tanpa komentar.

Seminggu kemudian terjadi peperangan di wilayah itu, semua anak muda di desa dipaksa untuk berperang, kecuali si anak petani karena tidak bisa berjalan. Teman-temannya mendatangi si petani sambil menangis, "Beruntung sekali nasibmu karena anakmu tidak ikut berperang. Kami hrs kehilangan anak-anak kami."

Si petani kemudian berkata, "Janganlah terlalu cepat menilai dan membuat kesimpulan terhadap keadaan yang kau alami dan mengatakan nasib baik atau buruk, karena semuanya itu adalah suatu rangkaian proses. Apa yang hari ini terlihat baik, belum tentu esok akan terlihat baik juga. Demikian pula apa yang engkau anggap buruk hari ini, belum tentu esok akan buruk juga. Syukurilah & terimalah keadaan yang terjadi saat ini."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar