Jumat, 15 Juni 2012

Belajar dari Rajawali

Rajawali adalah seekor burung yang seringkali digunakan sebagai simbol kekuatan, keperkasaan dan daya tahan.Seekor rajawali dewasa memiliki tinggi badan sekitar 90 cm, dan bentangan sayap sepanjang 2m. Ia membangun sarangnya di puncak-puncak gunung. Sarang itu sangat besar sehingga manusia pun dapat tidur di dalamnya. Sarang itu beratnya bisa mencapai 700 kg dan sangat nyaman.

Di sarangnya, di atas puncak gunung yang tinggi itulah telur rajawali menetas.Seperti layaknya bayi-bayi lainnya (baik bayi hewan maupun bayi manusia), maka yang dapat dilakukan seekor bayi rajawali adalah makan dan tidur. Bayi rajawali akan menghabiskan masa-masa pertamanya di dunia di dalam sarangnya yang nyaman.
Setiap hari, induk rajawali mencarikan makanan untuk bayinya dan menyuapi mulut bayi yang sudah terbuka untuk menerima makanan. Dengan perut yang sudah kenyang, bayi rajawali akan tidur kembali.Tubuhnya bertambah besar dan gemuk. Hal itu berlangsung berulang-ulang dalam hidupnya. Siklus ini berjalan dalam beberapa minggu.

Ketika masa pendewasaan tiba, si anak rajawali harus belajar terbang agar dapat berburu mencari makanannya sendiri. Berbeda dengan beberapa ciptaan Tuhan lainnya, rajawali tidak dikaruniai naluri untuk dapat terbang dan berburu dengan sendirinya.  Tetapi, rajawali dikarunia naluri untuk meniru. Anak rajawali belajar terbang dengan mengamati induknya dan belajar mencoba dan berlatih meniru apa yang dilakukan oleh induknya.

Kira-kira berumur 8 - 10 minggu, bulu-bulu lembutnya akan berganti dengan bulu-bulu untuk terbang. Sang induk memulai pelajaran terbang dengan mengepak-ngepakkan sayapnya di sarangnya dengan lebar-lebar.  Angin yang ditimbulkan oleh kepakan sayap induk rajawali tersebut membuat anak rajawali sedikit terangkat naik beberapa inchi dari dasar sarang.  Kemudian si anak meniru mengepak-ngepakkan sayapnya seperti apa yang dilakukan oleh induknya.  Inilah pelajaran terbang yang pertama bagi ‘penerbang pemula’ itu.

Hal seperti ini berlangsung berulang-ulang. Tahap berikutnya adalah pelajaran di luar sarang.

Sang induk tidak lagi memberi makanan kepadanya. Untuk membujuk si anak keluar dari ‘zona nyamannya’ di dalam sarang, sang induk terbang di sekitar sarang sambil membawa makanan yang lezat.  Sepotong daging kelinci digenggam di dalam cakarnya, tetapi tidak diberikan kepada sang anak. Ini adalah bujukan halus, tidak seperti mitos popular yang mengatakan bahwa sang induk akan mendorong si anak untuk terpaksa mencoba terbang saat terjatuh dari sarang.

Kini si anak sendiri dalam sarangnya. Tiap kali induknya datang mendekat, tidak lagi membawa makanan di paruhnya. Meski ia berteriak, tetapi induknya tidak kunjung memberikan makanan kepadanya dan berlalu begitu saja. Anak rajawali menjadi kelaparan dan kurus. Ia mencoba bertahan dengan memakan dari sisa-sisa makanan yang mengering di sekitar sarang. Ketika melihat serangga-serangga, sang anak mulai memakannya karena lapar. Inilah pelajaran pertamanya dalam membunuh.

Anak rajawali semakin kurus karena kehilangan lemak tubuhnya. Tubuhnya semakin ringan. Ketika ia mengepakkan sayapnya, ia mulai dapat ‘terbang; sedikit lebih jauh, mulai dapat mencapai tepi sarang.

Semakin lama otot-otot sayap semakin kuat dan tubuhnya semakin ringan. Pelahan anak rajawali mulai belajar terbang dengan mencoba naik ke dahan pohon di dekat sarangnya dan mencoba terbang mencapai sarang. Berulang-ulang dilakukan, bisa memakan waktu berbulan-bulan. Semakin hari semakin mahir dan semakin dapat terbang lebih tinggi dan lebih jauh. Mulanya hanya dapat terbang dari dahan terdekat ke sarang, kemudian dari dahan yang lebih jauh ke sarang.

Selama masa latihan ini, tidak jarang anak rajawali yang jatuh dan terluka, bahkan mati. Induk rajawali kembali merawat dan memberi makan kepada anaknya yang terluka, sampai sang anak kembali sehat dan bisa memulai pelajaran terbangnya lagi. Biasanya antara 4 – 6 bulan, anak rajawali sudah dapat terbang tanpa disupervisi, tetapi masih belajar terbang di sekitar sarang. Ketika sudah mahir, barulah anak rajawali terbang jauh.


----------

Perenungan :

Seringkali kita lebih memilih tinggal di zona nyaman dan enggan mencoba sesuatu hal yang baru karena dipenuhi kekuatiran. Kuatir gagal, kuatir menderita dan banyak kekuatiran lain.  Padahal di balik setiap kesulitan, ketika kita sudah berhasil mengatasinya akan banyak yang kita dapatkan. 

Seandainya anak rajawali tidak pernah belajar terbang maka ia tidak akan pernah jatuh.   Berada di dalam sarangnya berarti harus puas hanya makan serangga-serangga kecil yang berkeliaran di dekat sarangnya, dan tidak akan pernah tahu enaknya daging kelinci dan makanan lainnya.  Ia juga tidak akan pernah tahu indahnya gunung, laut dan hutan jika dipandang dari atas langit. Sayapnya tidak akan pernah menjadi kokoh, dan paruhnya tak akan pernah terasah.  Ia akan menjadi burung biasa, dan bukan rajawali yang perkasa.

3 komentar:

  1. Ayoo Main di Pelangi Togel
    TOTAL HADIAH RATUSAN JUTAAN UNTUK DIBAGIKAN

    KEPADA MEMBER PERMAINAN TOGEL
    - Semua Pasti Menang Dan dapat ^_^ , No Zonk

    Telp : +85581569708
    BBM : D8E23B5C
    Line : togelpelangi
    Skype: Togel Pelangi
    Link: http://www.togelpelangi.com/

    BalasHapus